Judul
MENUJU PERAN STRATEGIS INDONESIA DI LINGKUNGAN
REGIONAL DAN GLOBAL
·
Penulis Prof. Zainuddin Djafar
·
Tahun 2013
·
Ukuran 14,5 x 21 cm
·
244 Halaman
·
Jenis Kertas Isi HVS 70 Gram
·
Jenis Kertas Cover Art Carton 210
Gram
·
Isi 2 Warna
·
Cover 4 Warna
·
Jenis cover Soft Cover
·
Jilid: Block Lem
·
ISBN 978-979-419-412-6
. Harga 100K
Synopsis
Politik luar negeri Indonesia yang dikenal dan istilahkan dengan
“Bebas dan Aktif” bukanlah hanya sekedar istilah biasa, dan lebih dari itu
istilah tersebut merupakan upaya mempertahankan eksistensi kemerdekaan bangsa
Indonesia dalam periode 1945-1950 (Hassan Wirajuda, 25 Oktober 2013). Namun dalam perkembangannya dan terutama
setelah berakhirnya Perang Dingin, khususnya istilah Politik Luar Negeri
sendiri tampak terkesan hanya fokus dan terbatas pada isu-isu politik
saja. Padahal situasi dunia yang sudah
demikian kompetitif (globalisasi) akhir-akhir ini, maka istilah kebijakan luar
negeri tampak lebih tepat dan komprehensif sifatnya, karena suatu kebijakan
luar negeri Indonesia di lingkungan atau forum regional (ASEAN) dan global (G-20) tidak hanya terbatas di
bidang politik saja, tapi meliputi berbagai bidang yang demikian luas (ekonomi,
perdagangan, investasi, lingkungan, SDM, dll).
Memperhatikan
esensi dan relevansi atas istilah “kebijakan luar negeri” tersebut, maka buku
ini turut melakukan berbagai evaluasi kritis meliputi: sembilan perspektif dan peran
strategis, serta interpretasi lain dari polugri RI; paradoks polugri RI; relevansi
ekonomi;
dilema dan Macht-Politik bagi polugri RI; polugri
yang ideal;
dan peran
strategis ASEAN
bagi Indonesia.
Buku ini mencoba mendalami persepsi pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono atas konsep Navigating
A Turbulent Ocean sebagai gambaran posisi Indonesia dalam situasi
lingkungan internasional yang telah berubah, bukan lagi seperti Rowing Between Two Reefs pada masa
Perang Dingin. Terminologi Thousand
Friends-Zero Enemy juga diperkenalkan oleh pemerintah sebagai adaptasi dari
prinsip Politik Bebas-Aktif di abad-21, yang belakangan istilah tersebut justru
mendapat banyak kritik bahkan kecaman dari masyarakat luas. Buku ini mencoba
untuk tidak mendefinisikan istilah tersebut secara harfiah, melainkan kajian
mendalam (disertai case study kiprah
Indonesia di G-20) bagaimana persepsi pemerintah “membaca” situasi global serta
di saat bersamaan harus memperjuangkan kebutuhan domestik yang juga sangat
kompleks di awal-awal masa reformasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar